Kamu Tanpa Gelar Sarjana Tetap Bisa Dilirik Perusahaan dan Cara Meningkatkan Value Dirimu

 



Tanpa gelar sarjana tetap bisa dilirik perusahaan? Tetap bisa sukses? Apa iya?

Ini bukan hanya gombalan semata, bukan hanya cerita fiksi, apalagi hanya motivasi mulut manis.

Kali ini ini adalah kisah nyata. Kisah nyata diri aku sendiri sebagai lulusan pesantren yang ijazahnya berbentuk syahadah yang kalau mau kuliah harus ikut paket C kesetaraan.

Berarti kalau mau dilihat kenyataannya, ijazahku yang diakui pemerintah hanyalah ijazah SD. Lalu, bagaimana aku bisa bertahan bahkan berkembang perlahan, yaaa walaupun belum sukses sih, tapi bagaimana caranya yang aku hanya lulusan pesantren tapi bisa berkarir dan berpenghasilan dari hobi yang sudah jadi profesi?

Mungkin, kalau aku hanya menyebarkan fakta, penelitian, tips-tips itu mah sudah banyak bertebaran di pencarian Google. Maka dari itu, izinkan aku untuk bercerita kisahku pribadi.

Kisah aku bagaimana struggle-nya mencari pengalaman, menebar jaring lamaran ke berbagai perusahaan di situs-situs online, dan hingga akhirnya aku dapat kerjaan tanpa apply, bahkan mereka sendiri yang mencari dan menghubungi aku. Bagaimana bisa?

Tanpa Gelar Sarjana Tetap Bisa Sukses, kok

Memang rasanya mungkin ketika aku menulis ini, kamu jadi berpikir, 

"Ohh berarti sarjana nggak penting lah ya.."

"Berarti nggak perlu dong sekolah tinggi-tinggi untuk dapat kerjaan, untuk sukses"

Pikiran-pikiran itu, opini-opini itu perlu untuk diluruskan terlebih dahulu.

Aku nggak pernah bilang, kalau kuliah itu nggak penting. Kuliah tetap penting, karena masih banyak perusahaan yang mencari kualifikasi sarjana D3 ataupun S1.

Tapi, bukan berarti dengan kuliah kamu jadi terpatok bahwa sukses itu harus dengan kuliah. Nggak dong.

Sukses bisa dengan cara apa aja!

Kalau sekarang goal kamu sukses mendapatkan pekerjaan, yaa sekarang pekerjaan sudah banyak juga kok yang nggak memerlukan titel sarjana. 

Aku nggak pernah bilang kuliah itu nggak penting. S1 itu nggak penting. IT'S A BIG NO!

Karena, mungkin dengan kuliah pengalaman kamu, ilmu yang lebih spesifik, ilmu komunikasi, networking atau relasi, itu semua bisa kamu dapatkan di kuliah.

Tapi, nggak menutup kemungkinan juga, kamu bisa mendapatkan itu semua di luar kuliah. Bahkan, mungkin skill kamu lebih mumpuni daripada yang bergelar sarjana, who knows?

Rezeki mendapatkan pekerjaan memang nggak bisa dikotak-kotakkan dengan hanya bersarjana kamu bisa dapat kerjaan. Nggak bisa gitu. Banyak kok orang-orang sukses dalam kerjaannya ternyata hanya lulusan SMK/SMK Sederajat. Kita nggak ada yang tahu takdir orang, bukan?


Tanpa Gelar Sarjana, Kamu Tetap Bisa Dilirik Perusahaan Juga

Seperti yang sudah aku sebutkan di awal. Aku itu lulusan pesantren. Aku pun sampai sekarang tidak kuliah. Tapi, apakah aku diam saja? Apakah aku stuck diam-diam saja? Pasrah dengan keadaan?

Nggak dong..

Malah dengan fakta seperti itu, aku nggak pernah minder. Yaa.. aku akui awalnya aku sempat minder dengan teman-teman SD ku lain yang sekarang mereka kuliah di univeristas-universitas terkenal.

Tapi, seiring berjalannya waktu.. aku malah semakin pede dengan fakta bahwa aku hanya lulusan pesantren dan tidak kuliah. Kenapa harus minder? 

Bahkan, mungkin pengalaman yang aku dapatkan sejak aku masih di pesantren sampai sekarang, relasi yang aku dapatkan, mungkin setara atau malah lebih baik daripada teman-teman SD ku? Kita nggak ada yang tahu.

Sekali lagi, aku sekarang malah semakin pede dengan fakta yang aku alami saat ini.

Karena, walaupun yaa memang banyak perusahaan yang masih mencari kualifikasi harus sarjana untuk posisi-posisi yang mereka butuhkan. 

Namun, itu semua nggak mengahalangi aku untuk mendapatkan pekerjaan di tempat yang aku inginkan, kok. Aku sampai saat ini malah bersyukur dengan pilihanku yang Alhamdulillah selalu didukung oleh orang tua dan keluarga.

Alhamdulillah itulah yang aku syukuri hingga sekarang.

Aku jadi ingin sedikit cerita ke kamu, deh. Bagaimana caranya aku dapat kerjaan nggak pernah apply lamaran ke perusahaan itu, tapi mereka yang mencari aku bahkan mereka yang duluan menghubungi aku.

Suatu kebanggaan tersendiri buatku, karena awalnya sebelum kejadian dihubungi duluan sama orang perusahaannya, aku sudah apply kemana-mana dan mencari lowongan kesana-kemari, tapi nggak ada yang berujung deal. Ada yang nggak dikabar-kabarin lagi, ada yang cuma sampai interview habis itu gagal. Ada. 

Makanya, aku sangat bersyukur walhamdulillah bisa mendapatkan pekerjaan dihubungi lewat DM.

Aku pernah cerita pengalamanku dan bagaimana aku memulai menulis ada di tulisanku yang ini :

Inilah Ceritaku Saat Pertama Kali Nge-Blog, Gimana Aku Monetisasinya Sebagai Penghasilan Dari Menulis

Aku itu punya hobi melukis dan dulu mencoba ingin meng-uangkan hobiku ini. Aku mencoba menjual lukisan-lukisan yang aku punya. 

Mencoba awalnya dengan menjual di sosmed tersendiri, buat LINE@ atau LINE Bussiness karena dulu sempat booming juga. Buat web gratisan untuk jual lukisan itu. Hingga terus aku berusaha jual offline juga ke teman-teman ku yang selalu berkata,

"Mau dong aku gambarnya, tapi gratis ya.. hehe"

Karena, aku terlalu baik, lukisan-lukisan ku itu berpindah tangan tanpa ada uang yang kudapatkan sepeserpun.

Aku pun mencoba jual di e-commerce. Dulu aku mencoba jual di e-commerce khusus art, craft gitu namanya Moselo.

Sampai detik ini, tokonya masih ada tapi sampai detik ini juga belum ada yang beli. Sedih sih. Tapi, aku akhirnya berpikir lagi..

"Apakah ini passionku? Apakah bisa menghasilkan kalau terus-terusan begini?"

Hingga akhirnya aku teringat kembali dengan hobiku yang sempat tersingkirkan karena kesibukanku akan menggambar dan melukis itu. Yaitu, menulis.

Menulis ku dulu masih sesuai dengan banyaknya bacaan yang kubaca. Karena, dulu SMP masih banyak baca novel, maka aku dulu seringnya nulis fiksi hingga aku post di berbagai platform menulis. Mulai dari wattpad, storial.co, tinlit, dan lainnya.


Kalau mau baca tulisan fiksiku ada di sini : Diam 1000 Kata , Diam 1000 Kata Season 2 , Diam 1000 Kata Season Akhir


Mungkin karena dulu masih menulis asal-asalan, aku mencoba serius dengan mengikuti beberapa workshop menulis fiksi, ada yang online maupun offline. Ternyata, menulis fiksi sesusah itu:"(

Aku kira aku bisa menulis karangan imajinasiku sesukaku, nyatanya.. tulisan fiksi itu tetap harus riset dan logis. 

Dengan mental masih piyik, mental lemah yang masih mencari jati diri, aku pun yang tadinya nulis fiksi, mulai dari cerpen hingga novel. Akhirnya, beralihlah aku ke dunia artikel. Alias menulis non-fiksi.

Hingga akhirnya, mulai ada harapan dari hobiku satu ini. Mulai dari 2016 aku nulis di website menulis seperti Hipwee, Ublik, IDNTimes dan tentunya blog sendiri, mulai ada cahaya titik terang yang aku harapkan dari dulu. Hobi yang menjadi profesi.

Mulai rajin nulis di berbagai platform, website, dan tentunya kalau sendirian nggak akan berkembang kan? Makanya mulai mencari komunitas-komunitas menulis. 

Dulu, saat aku masih di Cirebon-Jakarta aku sempat gabung ke komunitas Blogger Jakarta, dari sana aku banyak bertemu kenalan-kenalan blogger yang sudah lebih berpengalaman.

Dan banyak juga komunitas-komunitas online yang aku ikut gabung dan serta untuk menambah ilmu dan relasi juga job-job sampingan.

Singkat cerita, tahun 2020. Corona. Covid-19.

Hampir semua orang merana dan sengsara dengan adanya pandemi. Tapi, berbeda denganku. Awalnya mungkin iya. Aku cukup merana di awal-awal. Bosan sekali di rumah saja.

Tapi, itulah yang namanya rezeki datang nggak di sangka-sangka. Rezeki, pengalaman, hingga relasi semua aku dapatkan berkat adanya pandemi.

Kok bisa?

Aku malah walhamdulillah dapat pekerjaan, pengalaman ngisi workshop sebagai pemateri, dapat kesempatan kerja di tempat yang aku inginkan, bekerja sambil belajar, itu semua aku dapatkan ketika pandemi dan karena pandemi.

Mungkin, kalau nggak pandemi semua akan terjadi secara offline, dan ceritanya akan berbeda dan aku tentu nggak akan mendapatkan kesempatan sebanyak itu. Karena, aku si anak pendiam si paling introvert ini dulu selalu gugup dan takut ketemu orang baru atau malah ngomong depan orang banyak. Hiiii langsung keringet dingin, tuh.

Itulah, takdir Allah emang nggak pernah salah dan selalu tepat.

Bagi sebagian orang pandemi adalah bencana yang sangat buat terpuruk.

Tapi, walhamdulillah bagiku pandemi adalah waktu yang memberikan banyak kesempatan dan pengalaman yang nggak pernah aku dapatkan sebelumnya.

Terima kasih Allah subhanahu wa ta'ala. Terima kasih. Alhamdulillah bini'matihi tatimmush shoolihat.

Bagaimana Cara Meningkatkan Value Diri Agar Mudah Dilirik Perusahaan?

Nah, ini dia. Karena aku bukan lulusan sarjana dan nggak memiliki gelar tertentu. Pasti pada bertanya-tanya gimana sih caranya perusahaan tertarik dengan diri kamu?

Pendidikan nggak hanya didapatkan di bangku pendidikan formal kok. Sekarang banyak kursus, pelatihan yang bisa kamu coba untuk meningkatkan dan menajamkan skill kamu.

Yang terpenting dan paling penting adalah ketika kamu berhadapan dengan orang yang di atas kamu ataupun di bawah kamu. Perlu untuk diperhatikan adalah..

ATTITUDE

Seriusan deh, mau sebagus apapun skill kamu kalau attitude, adab, akhlak kamu sama orang lain. Mau itu atasan atau mungkin orang di bawah kamu, tetap kamu harus menjaga sikap dan attitude.

Minimal hal-hal dasar deh saat berbicara atau memperlakukan orang tersebut.

Contoh sederhana yang seriiiingg banget kita dapatin adalah menghadapi orang ketika di chat atau lewat pesan elektronik.

Orang yang nggak punya attitude atau nggak sopan yang sering banget kita temuin, pasti ada aja yang chat duluan ke orang mau itu sudah dekat ataupun baru dikenal dengan chat singkat tapi nggak jelas.

"P"

Udah gitu aja. Nggak jelas tujuannya. Bahkan udah nggak jelas tujuannya, dia pengen cepat-cepat dibalas atau dibaca malah jadinya nge-spam dengan "P" berkali-kali.

Sopan, kah?

Hal sederhana yang sering disepelekan sih ini.

Maka dari itu, menurutku menaikkan value diri kamu bukan hanya dengan meningkatkan skill dan memperbanyak pengalaman. Not at all! Itu semua nggak akan penting kalau attitude atau adab kamu nggak mencerminkan orang berpendidikan. Itu semua menjadi tidak berharga ketika akhlak kamu nggak ada.


Ada banyak artikel lain di pencarian Google, bagaimana cara meningkatkan value diri kamu. Jadi, aku mau nulis yang berbeda aja. Karena, kamu dengan skill setinggi apapun kalau attitude kamu nol yaa orang juga nggak akan peduli dan respect, sih.

Satu lagi. Biar kamu semakin pede dengan diri kamu semakin pede dengan value kamu, tentu kamu harus mencintai diri kamu terlebih dahulu. Istilahnya apa sekarang? Self love. Kenali diri kamu dan kemudian cintailah, nah pasti orang akan melihat kelebihan dan value kamu dengan sendirinya, kok.

Terima kasih sudah baca sampai sini! 


Sumber gambar:

Foto oleh Bich Tran:

www.pexels.com/id-id/foto/laptop-hitam-di-samping-mouse-komputer-hitam-di-dalam-ruangan-669996/

Komentar