Fear of Missing Out: Takut Kehilangan Informasi Malah Jadi Kehilangan Diri Sendiri?

 



FOMO atau Fear of Missing Out yang bisa diartikan sebagai takut ketinggalan, takut kehilangan momen. Tiba-tiba ingin membahas ini, karena di sosial media yang saat ini kita lihat sedang ramai orang-orang yang tiba-tiba posting twibbon yang sama. Ini apaan? Kok semua orang posting ini?

Terus, aku pun jadi terinspirasi untuk menulis hal yang memang sedang banyak menjangkiti anak-anak generasi millenial maupun gen Z saat ini.

Kemajuan teknologi memang tak bisa terbantahkan. Dengan berkembang pesatnya, informasi juga terus-menerus datang layaknya air bah yang nggak ada habisnya. Banjirnya informasi seperti ini, membuat fenomena FOMO ini menjadi sangat dekat dan rentan terjadi.

FOMO menjadi fenomena umum yang membuat orang-orang di zaman ini dapat stress hanya karena segenggam ponsel yang mereka pegang.

Apalagi media sosial yang menjadi hal 'wajib' bagi setiap orang memilikinya. Ya, walaupun media sosial memang dapat memberikan dampak positif dan juga negatif bagi penggunanya.

Namun, tetap saja apapun yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi penggunanya. Dampak dari media sosial yang dapat kita lihat sendiri adalah fenomena FOMO atau Fear of Missing Out ini.

Orang yang sudah FOMO biasanya memang takut sekali ketinggalan informasi yang sedang beredar di media sosial. Aplikasi media sosial saat ini juga sangat mendukung dan memanfaatkan FOMO ini, seperti fitur stories yang cuma bertahan 1 hari dan juga fitur Live.

Seperti tahu banget, bahwa manusia tuh sangat takut ketinggalan, dengan pintarnya media sosial memanfaatkannya. Sungguh ironi, tapi nyata.


FOMO itu Apa Sih?

Menurut Przybylski, dkk., (2013), mendefinisikan Fear of Missing Out merupakan suatu keadaan kekhawatiran seseorang ketika ia tidak mengetahui kegiatan atau pengalaman orang lain dan saat ketidakhadiran dirinya. FOMO juga diartikan sebagai sebuah keinginan seseorang untuk terus terhubung dengan orang lain dan juga selalu mengetahui apa saja yang mereka lakukan di dunia maya. (Przybylski, 2013, dalam Akbar dkk., 2018)

FOMO juga merupakan suatu fenomena kecemasan yang dirasakan seseorang jika ia kehilangan atau tertinggal keseruan di luar sana.

Seseorang yang sudah dilanda FOMO biasanya akan merasa menyesal jika ia terlambat mengikuti trend yang sedang ada atau tidak ikut keseruan yang sedang terjadi.

Maka, jadinya seorang yang sudah terkena FOMO ini tak bisa lepas dari gadget yang ia genggam. Bukannya ia yang mengontrol handphone nya, malah dirinya yang diatur?



Takut Kehilangan Informasi Malah Tanpa Sadar Jadi Kehilangan Diri Sendiri

Sadar nggak sih kamu, ketika kita terus menerus melihat keluar, melihat orang lain, melihat keseruan di luar sana, kita jadi lupa sama yang di dalam, sama apa yang ada di dalam diri kita sendiri.

Bayangin deh, dengan kita terus-menerus memperhatikan orang lain, takut ketinggalan berita terkini, lama-kelamaan kita jadi nggak pernah memperhatikan diri sendiri lagi. Terlalu fokus sama orang lain.

Bukannya kita seharusnya lebih takut kehilangan diri sendiri ya daripada hanya sekedar informasi di media sosial? 

Kembali lagi ke diri kita sendiri. Ketika, kita terlalu memperhatikan rumput tetangga lebih hijau, kenapa nggak coba urus rumput sendiri biar lebih hijau dan lebih nyaman dipandang?

Sepertinya memang semua gejala yang terjadi itu ada benang merah yang saling mengaitkan. Satu, rasa percaya diri yang rendah, insecurity.

Kontrol diri yang rendah membuat kita terus-menerus terlena akan media sosial. Jadinya, menggunakan media sosial bukan untuk kebutuhan tapi untuk keinginan semata.

Ketakutan-ketakutan seperti takut ketinggalan informasi sebenarnya hanya ada pada pikiran kita saja. Takut dibilang kurang update, kurang gaul, dikucilkan, padahal belum tentu semua itu terjadi dan nggak penting-penting amat juga.

Bagaimana Cara Mengatasi Jika Terkena FOMO?

Pertama, yang dapat kamu lakukan tentunya membatasi diri menggunakan media sosial. Bisa dengan mengawali mematikan notifikasi dari berbagai media sosial yang ada. Juga, kamu dapat membuat alarm peringatan penggunaan handphone kamu.

Kedua, tentunya kembali ke diri kamu sendiri. Yakinkan diri kamu bahwa tertinggal informasi itu nggak akan membuat kamu dikucilkan, menjadi kurang update, atau kurang gaul.

Kamu tetap berharga tanpa harus pengakuan dari orang lain. Tentunya juga, ketinggalan informasi nggak membuat kamu mati penasaran juga.

Yuk, coba mulai keluar rumah, bersosialisasi langsung dengan orang sekitar biar lebih peka terhadap lingkungan.

Terkadang, semua keruwetan dalam hidup itu terjadi dimulai dari diri sendiri, dari pikiran kita sendiri. Pikiran kita sendiri yang membuat semua hal itu rumit, hal-hal kita bayangkan terlalu jauh padahal kejadian aja belum.

Daripada sibuk main media sosial, sibuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain, mending nikmatin dan jalanin aja apa yang ada di depan mata saat ini.

Yakin deh, hal-hal yang kamu takutin itu hanya ada di pikiran kamu saja.

 

Lebih baik kehilangan informasi daripada kehilangan diri sendiri. Fear of Missing Out? Ngga dulu, deh.


Sumber foto : Foto oleh Lisa Fotios: https://www.pexels.com/id-id/foto/smartphone-telepon-genggam-layar-telepon-selular-5860963/

Komentar