Mensyukuri Segala Nikmat yang Datang adalah Kewajiban, Sudahkah Bersyukur Hari Ini?

 

Mensyukuri Nikmat


Hidup memang nggak selamanya menyenangkan, nggak selamanya bahagia. Hidup itu ada perputarannya. Di dalam hidup ini selalu ada ujian yang silih berganti, mau itu kebaikan atau kesulitan yang kita dapatkan semuanya itu adalah ujian.

Terkadang, mungkin kita sering lupa setiap kita mendapatkan kebaikan kita lupa bersyukur, setiap mendapat kesulitan kita lupa bersabar. 

Padahal, sabar dan syukur itu wajib. Bukan hanya sunnah. Itu seharusnya sudah menjadi bagian dari diri seorang muslim. Ketika dia menerima kebaikan dia bersyukur dan ketika dia mendapatkan cobaan kesulitan dia bersabar.

Bagi kamu yang membaca ini semoga selalu dirahmati dan dalam lindungan Allah subhaanahu wa ta'ala.

Bersyukur itu Wajib, Tapi Nggak Cukup Cuma Ucap 'Alhamdulillah' Saja

Bersyukur kepada Allah subhaanahu wa ta'ala menjadi penyebab nikmat yang Allah berikan akan menjadi berkah dan terus menerus dilimpahkan nikmat terus berdatangan.

Sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnul Qoyyim rahimahullahu ta'ala :

 Syukur itu tidak akan terwujud kecuali jika terbangun di atas lima perkara, yaitu dengan (1) merendahkan dirinya kepada Allah, (2) mencintai-Nya, (3) mengakui bahwa nikmat tersebut merupakan karunia dari Allah, (4) memuji Allah dengan lisannya, dan (5) tidak menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala.


Nah, dengan 5 perkara tersebut, berarti jelas semestinya kita melihat lagi usaha kita untuk berusaha bagaimana caranya untuk bersyukur kepada Allah subhaanahu wa ta'ala.

Belum bisa dibilang orang itu bersyukur jika salah satu dari lima perkara itu tidak terpenuhi. Belum bisa dia dibilang bersyukur jika cuma satu saja yang terpenuhi, atau hampir semuanya cuma satu yang tidak terpenuhi, maka belum bisa dia dikatakan sebagai hamba yang bersyukur.

Dengan itu, seorang hamba tidak cukup hanya bersyukur dengan mengatakan "Alhamdulillah" saja, atau hanya sekedar menyadari nikmat itu datangnya  dari Allah ta'ala.

Bahkan, belum cukup juga jika dia hanya merendahkan diri dan menghinakan diri di hadapan Allah subhaanahu wa ta'ala saja.

Akan tetapi, yang paling penting ketika itu terpenuhi belum cukup jika ia belum menggunakan nikmat tersebut untuk perkara yang disukai oleh Allah, dan tidak menggunakan nikmat tersebut untuk kemaksiatan kepada Allah ta'ala.


Baca juga : Kisah Para Ulama dalam Menulis Ilmu


Hati Hati dengan Istidroj!

Ketika seseorang tidak mensyukuri nikmat Allah yang telah Allah ta'ala berikan pada seorang hamba, maka ada dua kemungkinan yang akan terjadi.

Yang pertama, bisa jadi Allah ta'ala akan mencabut nikmat darinya. Yang kedua, dia akan terus-menerus diberikan nikmat, terus menerus bersamanya nikmat itu.


Tentu kita tidak mau itu terjadi kepada kita dari salah keduanya. Kalau ada yang bertanya "Enak dong yang kedua berarti dia dapat nikmat terus menerus?"

Eits.. jangan salah, itu namanya Istidroj!

Apa itu Istidroj?

Istidroj adalah ketika seorang hamba mengingkari nikmat Allah dan Allah ta'ala membiarkan dia terus menerus dalam kenikmatan tersebut, sehingga menjadi bertambah beratnya siksa di akhirat kelak. Wal'iyaadzubillah.


 وَلَا يَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ خَيۡرٌ لِّأَنفُسِهِمۡۚ إِنَّمَا نُمۡلِي لَهُمۡ لِيَزۡدَادُوٓاْ إِثۡمًاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِينٌ

“Dan janganlah sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahwa dibiarkannya mereka (terus mendapat nikmat) adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami membiarkan mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka dan bagi mereka nantinya azab yang menghinakan.” (Ali Imran: 178)


Baca Juga: Bagi Kamu Usia 20-an, Mungkin Kamu Merasakan Hal Ini Juga!


Nikmat yang Paling Besar adalah Nikmat Islam dan Dengan Pemahaman yang Benar

Apakah kita sudah bersyukur hari ini? Sebagai seorang muslim, nikmat yang paling besar dan paling agung kepada seorang hamba adalah nikmat iman, nikmat islam dengan pemahaman yang benar.

Tidaklah Allah ta'ala memberikan suatu nikmat kepada seorang hamba-Nya yang sholih, kecuali Ia menginginkan kebaikan padanya.

Seseorang yang telah mendapatkan nikmat tersebut berarti dia telah mengikuti satu-satunya jalan yang diridhai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Jalan tersebut akan mengantarkan dirinya pada kebahagiaan yang abadi.

Maka dari itu, yuk kita bersyukur akan nikmat yang besar ini. Semoga dengan nikmat ini bisa membuat kita semakin bertambah keimanannya, semakin baik amalannya, sehingga menggunakan nikmat ini untuk mengamalkan dan menggunakannya untuk hal-hal yang diridhoi oleh Allah ta'ala.

Aamiin.

Tulisan ini aku dedikasikan untuk Aku sendiri, sebagai seorang hamba yang fakir yang selalu mengharapkan ampunan dari Allah 'azza wa jalla.

Aku bersyukur dan berterima kasih kepada Allah ta'ala kemudian Aku juga berterima kasih kepada diriku sendiri yang telah berjuang dan mencoba beramal dengan lebih baik.

Terima kasih sudah baca sampai sini! :D

Sumber gambar : Foto oleh Meruyert Gonullu:
https://www.pexels.com/id-id/foto/masjid-hias-di-bawah-langit-biru-mendung-6033982/



Komentar