Nasehat untuk Diri Sendiri: Dewasa itu Berat dan yang Benar dari Work-Life Balance

nasehat untuk diri sendiri

Semua hal yang ada di dunia ini adalah fana. Tak ada yang selamanya. Bahkan diri ini pun tak akan selamanya di dunia ini, bukan?

Seperti baik-baik saja, nyatanya hidup ini begitu berat, ya. Dewasa itu berat sekali rupanya.

Bahkan sekarang tidur siang menjadi hal yang sangat berharga dan hal yang diimpikan ketika dewasa ini. Seperti bekerja untuk hidup, pun hidup untuk bekerja.

Sering melihat kata-kata work-life balance. Namun, ternyata lebih cocok work-life compromize. Why? Nggak semua bisa balance, cuy. Nggak akan terlihat adil bagi keduanya, tentu adil yang benar itu nggak semata-mata 50:50. Namun, tetap nggak akan balance satu sama lain.

Lebih tepatnya kita mengompromikan itu semua nggak, sih?

Ya, karena kita bekerja untuk hidup, dan hidup tentunya perlu untuk bekerja. Seperti lingkaran setan yang tak ada hentinya antara bekerja dan kehidupan. 

Namun, tahukah kamu, ada satu hal yang terluput dari kita dari tadi. Apakah benar-benar tujuan kita hidup untuk bekerja? Apakah benar-benar bekerja untuk hidup?

Coba, aku mau tanya ke dirimu, apa yang hilang?

Kalau kita taruh di lingkaran setan itu satu hal, pasti akan memutus lingkaran itu. Apa?

Yups! Beribadah!

Hidup - Bekerja - Hidup - Ibadah

Ternyata, kita hidup yang tadinya untuk bekerja, lalu bekerja untuk hidup, lalu ternyata yang tak kalah penting, hidup itu untuk ibadah. 

Langsung terputus seketika. Ibadah tentunya untuk Allah subahahu wa ta'ala. Jadi, sekarang paham kan, ya work-life balance nggak akan bisa benar-benar balance tanpa spiritualitas atau ibadah itu tadi.

Hidup kita akan benar-benar seimbang jika kita memang nggak memikirkan hidup di dunia saja.

Hidup nggak berakhir di dunia aja, lho kawan.

Habis ini kita masih ada kehidupan lain yang penuh pertanggung jawaban. Lebih abadi. Lebih kekal.

Hanya mengharap ampunan dan pertolongan Allah saja kita bisa lolos dari Hari Pengadilan menuju Keabadian.

Di tahun ini, bulan ini, bulan kelahiranku. Aku sekali lagi memberikan hadiah ini buat diriku di tahun ini.

Menulis sesuatu untuk menjadi pengingat diriku sendiri. Pengingat tiap hari, tiap bulan, tiap tahunnya.

Hadiah terbaik bukanlah mobil mewah, rumah istana, pakaian bermerek. Namun, hadiah terindah tetaplah nasehat. Karena, agama ini adalah nasehat.

Tentunya, nasehat yang paling penting itu ditujukan kepada diri sendiri terlebih dahulu baru orang lain.

Tahun ini menjadi tahun paling roller coaster menurutku. Namun, terkhusus bulan ini menjadi bulan terbahagia bahkan hari paling bahagia dibanding yang lalu-lalu.

Semoga kebahagiaan ini terus berkepanjangan hingga seterusnya. 

Aku tahu, pasti akan ada kesedihan, kemarahan, kekecewaan yang menghampiri. Namun, aku terus berharap bahwa kebahagiaanku lebih besar dari itu semua.

Karena Allah yang memberikan kebahagiaan itu kepadaku. Dan Allah-ku itu Maha Besar dibanding segalanya, jadi seharusnya aku nggak perlu takut, kan?

Tulisan ini spontan aja, uhuy. wkwk

Tulisan ini langsung banget aku tuliskan sebagai hadiah di bulan kelahiranku.

Semoga apa yang kusemogakan dapat tercapai dan diridai oleh Allah ta'ala. Aamiin.

Komentar

  1. Ada sedikit tambahan dari ceritanya....krn Tujuan hidup adalah ibadah ....jd ruang antara hidup dan ibadah diisi dgn kerja ...dlm arti luas yaitu setiap pekerjaan yg dikerjakan tdk pernah lepas dari unsur ibadah...valuenya adalah ibadah...

    Intinya setiap bekerja terlebih dulu yg diingat adalah apakah pekerjaan yg akan dikerjakan ada unsur ibadah ato tdk....dan Allaah Ridho ato tdk ....sesuai syariat ato tdk...klo sudah sesuai ...barulah tujuan hidup kita sesuai dgn tujuannya yaitu ibadah kpd Sang Pencipta kita ....

    Smg sukses barakallaah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa fiik barakallah, jazaakillahu khairan tambahannyaa🥰

      Hapus
  2. Sukses selalu Fina … dlm berkarya ..

    BalasHapus
  3. Smoga bs selaras teori dan prakteknya ya pin

    BalasHapus

Posting Komentar