Diam 1000 kata #season 1


Prolog
Sejak lahir aku terlahir bisu dan aku sudah terlahir gendut,karena aku memang dari Ayahku keturunan gendut.
Aku sejak kecil selalu bahagia,selalu di rawat oleh Ibu dan Ayahku
Tetapi,sejak Ibu meninggal semua telah berubah.. Ayah tak seperti dulu lagi,kebahagiaanku telah hilang

Bab 1
Dari dulu Aku selalu bahagia,karena anak tunggal aku selalu di rawat oleh Ibu dan Ayahku. Aku walaupun bisu aku msih bisa mendengar dan melihat,dan Aku ingin sekali melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dari dulu Ibuku selalu bilang,jika kamu ingin membanggakan kedua orang tuamu tidak usah harus punya duit banyak,Ibu dan Ayahmu hanya cukup Jubah dan Mahkota penghargaan jika d Akhirat nanti ketika kamu kelak menjadi hafidz qur'an. Maka dari itu Aku selalu di ajarkan oleh ibuku mengenal huruf2 hijaiyah,Walaupun aku tidak bisa berbicara tetapi tanganku bisa menulisnya. Jadi Aku menghafal Al-Qur'an setelah Aku hafal aku tulis di kertas setelah itu Aku lihat kembali tulisannya benar atau tidak,walaupun aku punya kekurangan tetapi Aku punya kelebihan untuk menghafal dan langsung di tulis. Memang sulit,tetapi aku ingin memasukkan kedua orang tuaku ke surga,karena kenikmatan di dunia hanya titipan dan kehidupan yang fana,dan akhirat adalah kehidupan yang selama-lamanya, Jika Aku hafidz qur'an Aku bisa memasukkan keluargaku dan 7 keturunanku kedalam surga. Itulah kenikmatan dan karunia Allah yang Allah berikan kepada orang-orang yang mau beribadah dan bersyukur. Seperti yang dilantunkan di Al Qur'an dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 "Dan Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepadaNya". Maka Aku selalu ingin beribadah sesuai tuntunan Rasulullah saw yang di ajarkan dalam hadits-haditsnya yang banyak terkumpul dalam kitab-kitabnya para Ulama.
Aku ingin sekali membahagiakan orang tuaku seperti anak-anak lain yang menjadi seorang pengusaha lah,atau dokter atau apapun yang bisa membahagiakan orang tua. Tetapi ternyata permintaan orang tuaku tak sesusah yang kukira hanya menjadi penghafal Al-Qur'an saja kok. Ya,walaupun Aku ingin sekali menjadi pesepak bola yang handal,dan aku pun setiap sore main bola. Memang,ibuku melarangku untuk bermain bola,Tapi aku gigih ingin sekali menjadi pemain bola dan menjadi terkenal.

Bab 2
Aku setiap sebelum maghrib selalu mencari kesempatan untuk bermain bola dengan teman-teman komplekku. Tiba-tiba ketika Aku sedang bermain bola tanpa izin dari kedua orang tua ku,tulang kering kakiku terkena tendangan lawanku. Aku pun tak bisa berjalan beberapa hari,tetapi setelah kejadian itu Aku gak kapok karena itu mungkin hanya kebetulan,lagi-lagi tanpa seizin Ibu dan Ayahku. Dan pada saat Aku ingin menendang bola,kakiku kali ini terkena tendangan dari bawah dan Aku pun terjatuh dan Aku pun bangkit lagi. Setelah beberapa saat Aku bermain, Kakiku kembali kena tendangan di lutut dan sehingga Aku tidak bisa berdiri lagi. Dan kemudian beberapa hari Aku tidak bermain kembali,dan aku pun tersadar bahwa jika orang tua tidak meridhoi maka semuanya tidak akan berjalan lancar. Dan disitulah Aku mendapat pelajaran baru bahwa Aku harus menuruti dan menaati perintah kedua orang tuaku. Dan semenjak kejadian itu Aku pun tidak pernah bermain bola kembali.

Bab 3
Aku pun setelah tidak bermain bola kembali Aku kembali belajar membaca Al Quran dan menghafalnya kembali seperti dulu lagi. Tetapi rasanya Aku mulai merasa bosan dengan rutinitas seperti ini terus, ya memang wajar kata Mamaku dia bilang kalau masa muda memang butuh out of the box atau yang bisa dikenal keluar dari kebiasaan tapi kata Mamaku harus tetap sesuai sunnah dan tidak melanggar syariat islam. Jadi,Aku mulai berfikir untuk mengahafal Al-Quran dengan cara yang lain. Tetapi,Aku bingung agar Aku terpacu untuk terus menghafal masa harus gonta-ganti metode terus,kan jadi bingung juga. Maka,karena kebingungan itu Aku pun mulai belajar dengan giat dan selalu mendengarkan nasehat-nasehat dari Guru-guru ku di sekolah pesantren. Aku memang dari kecil sudah di pesantren tetapi masih pulang pergi,jadi Aku masih bisa dididik oleh orang tuaku di rumah. Tetapi,orang tuaku bilang kalau aku sudah baligh(remaja) baru aku di asramakan. Sebenarnya Aku tidak takut untuk tinggal sendirian,tetapi Aku cuma takut kalau berpisah dengan orang tuaku. Walaupun Aku suka ngedumel atau ngoceh sendiri kalau kesal dengan Mama atau Ayah tetapi Aku tetep sayang sama mereka, Aku tak siap untuk berpisah dengan mereka. Dan Aku mulai berfikir juga,bagaimana Aku beradaptasi dengan teman-temanku? Bagaimana Aku berbicara dengan temanku? Aku tidak bisa sendirian,tetapi suatu saat pasti Aku akan sendirian.

Komentar

  1. Jadi aku itu sebenarnya siapa? jadi terbawa suasana bacanya, kirain si fina -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. baca sampe season 3 nya donk.. biar lengkap biar ngerti om!

      Hapus
  2. Udah lama ga pernah update konten disini yah mba :( semangat berkarya !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya om ican lagi jarang update.. ini bakalan update kok! tenang aee :D

      Hapus
  3. Ini based on true story kah? Entah kenapa, hatiku serasa meneteskan air mata. Setiap orang punya kekuatan dalam porsi hidup masing2, dan tokoh dalam cerita ini membuat hatiku terenyuh bahwa betapa strong dirinya dalam menjalani hidup. Semoga terus berkarya ya mba Fina! :)

    Keep fighting and you're the best!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak banget yang nanyain ini true story apa ngga. Ini benar2 fiksi! Cuma terinspirasi dri real life kehidupan sendiri dan dri beberapa film dan di imajinasiin lagi sih.. Tapi, makasih loh kalo udh terharu baca ini.. rajin2 mampir yah :D

      Hapus

Posting Komentar