Celakalah! Benar-benar Celaka!

Dalam Shohih Bukhori, dari Abu Huroirah berkata : berkata Rasulullah Shollallahu ‘alai wasallam : “Celakalah Hambanya Dinar, Celakalah hambanya Dirham, Celakalah budaknya permadani, Celakalah budaknya pakaian. Jika dia diberi dia Ridho, jika tidak diberi dia murka. Celakalah dan terbaliklah dia! Sampai dia terkena duri dan tidak di cabut lagi! Berbahagialah bagi hamba yang mengambil kendali kudanya di jalan Allah. Kusut masai Rambutnya, berdebu kedua kakinya. Dan dia berjaga-jaga di tempat penjagaan. Apabila disuruh membagi minuman maka dia bagi minumannya. Tetapi, jika dia meminta izin tidak akan diizinkan, meminta bantuan tidak akan di bantu.(Bukan orang penting, orang bawahan yang disuruh-suruh)”

Maka dalam riwayat ini menyatakan, bahwa barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai Tuannya, sebagai Tuhannya. Maka, dia telah diperbudak oleh dunia yang padahal dunia itu lebih rendah dari sesayap nyamuk. Dunia kalau ada nilainya hanya sesayap nyamuk saja, maka tidak akan diberikan kepada orang kafir.

Dunia dinamakan dunia karena dari kata (Danii’-dalam bahasa arab) artinya rendah. Dan ini adalah keadaan dari hambanya Harta. Manusia yang menjadi budaknya dunia disifatkan ‘Celakalah dan terbalik! Dan jika dia terkena duri maka tidak akan dicabut lagi’. Karena dalam hadits ( Jika dia diberi dia Ridho, Jika dia dihalangi atau tidak diberi dia murka) sebagaimana dalam firman Allah ta’ala : ( Dan dari mereka ada yang mengolok-olok orang bershodaqoh, jika dia diberi dia ridho, jika dia tidak diberi dia akan murka ) At-Taubah : 58.

Maka dia ridhonya bukan karena Allah, dan murkanya bukan karena Allah. Dan ini juga keadaannya orang yang bergantung kepada kepemimpinan atau Rupa(bentuk)-budaknya rupa termasuk fitnah dunia yang dia menyukai seseorang karena rupanya dan membenci karena rupanya-. Atau semisalnya dari hawa nafsu pribadi. Cinta dan benci itu karena Allah, kalau dia sesat atau pelaku kebid’ahan, maka kita benci dia karena dia sesat, walaupun dia rupawan wajahnya. Kalau dia taat beribadah beriman kepada Allah, berilmu. Maka, kita mencintainya karena Allah walaupun dia Jelek rupanya.

Jika dia dapat dia Ridho, jika dia tidak dapat dia murka. Maka dia adalah budak apa yang dia inginkan tersebut. Maka perbudakan yang haqiqi : dia diperbudak oleh hatinya. Penyembahan hawa nafsu adalah ketika dia harus melakukan apa yang dia inginkan dan meninggalkan apa yang dia tidak suka. Seperti kata “Suka-suka gue, gue mau bahagia, yang penting gue happy” maka dia menjadi budak hawa nafsunya. Itulah budak yang haqiqi.

Komentar